Tuesday, 14 February 2017

PENGERTIAN, FUNGSI, DAN TUJUAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN

Makakah Perencanaan Pembelajaran 
PENGERTIAN, FUNGSI, DAN TUJUAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN

BAB I
PENDAHULUAN 

1.
Latar Belakang
Perencanaan adalah pemikiran sebelum pelaksanaan sesuatu tugas. Jadi Perencanaan Pengajaran berarti pemikiran tentang penerapan prinsip-prinsip umum mengajar tersebut di dalam pelaksanaan tugas mengajar dalam suatu situasi interaksi guru dan murid, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. 
Karena dengan perencanaan itu, maka seseorang guru akan bisa memberikan pelajaran dengan baik, karena ia dapat menghadapi situasi di dalam kelas secara tegas, mantap dan fleksibel. 
Karena membuat perencanaan yang baik, maka seorang akan tumbuh menjadi seorang guru yang baik. Seorang bisa menjadi guru yang baik adalah berkat pertumbuhan, berkat pengalaman dan akibat dari hasil belajar yang terus menerus, walaupun faktor bakat ikut pula berpengaruh. 
2.  Rumusan Masalah 
Apa yang dimaksud dengan Perencanaan Pembelajaran ? 
Apa Tujuan dari Perencanaan Pembelajaran ?
Apa saja Manfaat dari Pelaksanaan Pembelajaran ? 
Apa saja Fungsi dari Pelaksanaan Pembelajaran ? 





BAB II
PENGERTIAN, FUNGSI, DAN TUJUAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN
A.    Pengertian Perencanaan Pembelajaran
Pembelajaran pada dasarnya merupakan proses aktivitas yang dilakukan secara tertata dan teratur, berjalan secara logis dan sistematis mengikuti aturan-aturan yang telah disepakati sebelumnya. Setiap kegiatan pembelajaran bukan merupakan proyeksi keinginan dari guru secara sebelah pihak, akan tetapi merupakan perwujudan dari berbagai keinginan yang dikemas dalam suatu kurikulum.
Kurikulum sebagai program pendidikan, masih bersifat umum dan sangat ideal. Untuk merealisasikan dalam bentuk kegiatan yang lebih operasional yaitu dalam pembelajaran, terlebih dahulu guru harus memahami tuntutan kurikulum, kemudian secara praktis dijabarkan kedalam bentuk perencanaan pembelajaran untuk dijadikan pedoman operasional pembelajaran.
Sebagaimana dikemukakan oleh Nana dan Sukirman. Dengan demikian
Perencanaan pembelajaran merupakan penjabaran, pengayaan dan pengembangan dari kurikulum. Dalam membuat perencanaan pembelajaran, tentu saja guru selain mengacu pada tuntutan kurikulum, juga harus mempertimbangkan situasi dan kondisi serta potensi yang ada di sekolah masing-masing. Hal ini tentu saja akan berimplikasi pada model atau isi perencanaan pembelajaran yang dikembangkan oleh setiap guru, disesuaikan dengan kondisi nyata yang dihadapi setiap sekolah.
Perencanaan sebagai program pembelajaran memiliki beberapa pengertian yang memiliki makna yang sama yaitu suatu proses mengelola, mengatur dan merumuskan unsur-unsur pembelajaran seperti merumuskan tujuan, materi atau isi, metode pembelajaran dan merumuskan evaluasi pembelajaran.
Perumusan dan pengelolaan setiap unsur atau komponen pembelajaran tersebut diarahkan sebagai suatu jawaban atas empat pertanyaan pokok yaitu :
1.      Apa yang ingin dicapai dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan?
2.      Apa yang harus diberikan untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut?
3.      Bagaimana atau dengan cara apa proses pembelajaran dilakukan agar sasaran pembelajaran dapat dicapai?
4.      Bagaimana untuk mengetahui ketercapaian sasaran pembelajaran yang telah ditetapkan?
Jawaban keempat pertanyaan tersebut diformulasikan dalam suatu sistem perencanaan pembelajaran, yaitu mengembangkan tujuan, isi, metode dan media serta mengembangkan evaluasi pembelajaran, sehingga menjadi suatu kesatuan yang utuh, saling mempengaruhi dan menentukan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Selain itu, berkenaan dengan perencanaan William H. Newman dalam bukunya Administrative Action Techniques of Organization and Management mengemukakan bahwa:
Perencanaan adalah menentukan apa yang akan dilakukan . Perencanaan mengandung rangkaian-rangkaian putusan yang luas dan penjelasan-penjelasan dari tujuan, penentuan kebijakan, penentuan program, penentuan metode-metode dan proedur tertentu dan penentuan kegiatan berdasarkan jadwal sehari-hari.
            Sedangkan menurut asumsi Terry ia menyatakan bahwa ‘perencanaan adalah menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk dapat mencapai tujuan yang telah digariskan.’Perencanaan mencakup kegiatan pengambilan keputusan. Untuk itu diperlukan kemampuan untuk mengadakan visualisasi dan melihat kedepan guna merumuskan suatu pola tindakan untuk masa mendatang.
            Sedangkan pengajaran dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh para guru dalam membimbing, membantu dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki pengalaman belajar. Dengan kata lain pengajaran adalah suatu cara bagaimana menyiapkan pengalaman belajar bagi peserta didik.
            Dalam konteks pengajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan pendekatan dan metode pengajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada saat tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Seperti yang diungkapkan oleh Banghart dan Trull bahwa:
Perencanaan pembelajaran merupakan proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pembelajaran, penggunaan pendekatan atau metode pembelajaran, dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa satu semester yang akan datang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Maka dapat ditarik benang merah bahwa perencanaan pembelajara merupakan proses yang diatur sedemikian rupa menurut langkah-langkah tertentu baik berupa penyusuna materi pengajaran, peggunaan media, maupun model pembelajaran lainnya yang dimaksudkan agar pelaksanaannya berjalan optimal. 
B.     Prinsip Perencanaan Pembelajaran
Seorang guru yang ingin melibatkan diri dalam suatu kegiatan perencanaan, harus mengetahui prinsip-prinsip perencanaan, seperti yang dikemukakan oleh Sagala yang meliputi :
1)      Menetapkan apa yang mau dilakukan oleh guru, kapan dan bagaimana cara melakukannya dalam implementasi pembelajaran.
2)      Membatasi sasaran atas dasar tujuan intruksional khusus dan menetapkan pelaksanaan kerja untuk mencapai hasil yang maksimal melalui prosess penentuan target pembelajaran.
3)      Mengembangkan alternatif-alternatif yang sesuai dengan strategi pembelajaran.
4)      Mengumpulkan dan menganalisis iniformasi yang penting untuk mendukung kegiatan pembelajaran.
5)      Mempersiapkan dan mengkomunikassikan rencana-rencana daan keputusan-keputusan yang berkaitan dengan pembelajaaran kepada pihak yang berkepentingan.
Jika prinsip-prinsip itu terpenuhi, secara teoretik perencanaan pembelajaran itu akan memberi penegasan untuk mencapai tujuan sesuai scenario yang sudah disusun.
Sedangkan berdasarkan asumsi Jumhana. Prinsip-prinsip yang harus dijadikan dasar dalam merancang pembelajaran, baik untuk perencanaan pembelajaran yang masih bersifat umum maupun perencanaan pembelajaran yang lebih spesifik adalah bahwa perencanaan tersebut harus memenuhi unsur :
1.      Ilmiah yaitu keseluruhan materi yang dikembangkan atau di rancang oleh guru termasuk kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus dan rencana pelaksanaan dan pembelajaran, harus benar dan dapat di pertanggung jawabkan secara keilmuan.
2.      Relevan yaitu bahwa setiap materi memiliki ruang lingkup atau cakupan dan sistematikanya atau urutan penyajianya.
3.      Sistematis yaitu unsur perencanaan baik untuk perencanaan jenis silabus maupun perencanaan untuk rencana pelaksanaan pembelajaran, anatara unsur yang satu dengan unsur yang lainnya harus saling terkait, mempengaruhi, menentukan dan suatu dan suatu kesatuan yang utuh untuk mencapan tujuan atau kompetensi.
4.      Konsisten yaitu adanya hubungan yang konsisten antara kompetensi dasar. Indicator, materi pokok pengalaman belajar, sumber belajar dan sistem penilaian.
5.      Memadai yaitu cakupan indikator materi pokok, pengalaman, sumber belajar dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
6.      Aktual dan kontekstual yaitu cakupan indicator, materi pokok, pengalaman belajaran sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan pristiwa yang terjadi. 
7.      Fleksibel yaitu keseluruhan kompenen silabus maupun rencana pelaksanaan pembelajraan harus dapat mengkomodasai keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi yang di sekolah dan tuntutan masyarakat.
8.      Menyeluruh yaitu komponen silabus rencana pelaksanaan pembelajaran harus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).

C.    Tujuan dan Fungsi Perencanaan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran pada dasarnya adalah rumusan kualifikasi kemampuan yang harus dicapai oleh siswa setelah melakukan proses pembelajaran. Rumusan kualifikasi kemampuan yang harus dimiliki siswa setelah mengikuti pembelajaran tersebut dalam pembelajaran trsebut dengan “perubahan perilaku” (change of behavior). Adapun jenis perubahan perilaku terebut ecara garis besarnya meliputi bidang pengetahuan (kognitif), sikap (apektif) dan keterampilan (pikomotor).
Tujuan pembelajaran adalah rumusan perilaku siswa (pengetahuan, sikap maupun keerampilan) yang harus terjadi pada setiap selesainya proses pembelajaran. Oleh karena itu, rumusan pembelajaran harus mencerminkan perubahan yang spesifik, mudah dikontrol dan terukur dalam setiap jenis perubahan yang telah dimiliki oleh siswa dari hasil belajar yang telah dilakukannya.
Tercapainya tujuan pembelajaran dengan indikator perubahan yang terukur baik dari segi pengetahuan, sikap maupun keterampilan, tidak berarti bahwa hanya sebatas itulah tujuan pembelajaran tersebut. Tercapainya tujuan pembelajaran, merupakan merupakan tahap awal atau sebagai perantara untuk mencapai tujuan-tujuan yang lebih luas, komplek dan lebih tinggi lagi. Dengan demikian tujuan pembelajaran dalam urutan tujuan, merupakan penjabaran dari tujuan yang ada diatasnya, yaitu tujuan kurikuler, tujuan lembaga, atau institusional, dan tujuan pendidikan nasional.
Tujuan pembelajaran adalah rumusan kualifikasi kemampuan yang lebih spesifik menyangkut dengan pengetahuan, sikap, maupun keterampilan yang harus siswa setelah mengikuti setiap pokok atau materi pembelajaran. Tujuan diatasnya adalah tujuan kulikuler, yaitu rumusan kualifikasi kemampuan yang harus dicapai oleh siswa setelah selesai mempelajari mata-mata pelajaran atau bidang studi. Adapun tujuan yang lebih tingginya lagi dari tujuan kulikuler yaitu tujuan lembaga atau institusional, yaitu rumusan kualifikasi yang harus dimiliki atau dicapai setelah siswa menyelesaikan program satuan pendidikan. Adapun tujuan terkahir yang paling tinggi yang harus menjadi muara dari tujuan-tujuan yang ada dibawahnya yaitu tujuan pendidikan nasional.
Selain dari memiliki tujuan, perencanaan pembelajaranpun memiliki fungsi, yang menurut Kostelnik secara spesifik fungsi perencanaan pembelajaran tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Mengorganisir pembelajaran yaitu proses mengelola seluruh aspek yang terkait dengan pembelajaran agar tertata secara teratur, logis dan sistematis untuk memudahkan melakukan proses dan pencapaian hasil pembelajaran secara efektif dan efesien.
2.      Berpikir lebih kreatif untuk mengembangkan apa yang harus dilakukan siswa; yaitu melalui perencanaan, proses pembelajaran dapat dirancang secara kreatif, inovatif. Dengan demikian proses pembelajaran tidak dikesankan sebagai suatu proses yang monoton atau terjadi sebagai suatu rutinitas.
3.      Menetapkan sarana dan fasilitas untuk mendukung pembelajaran; melalui perencanaan, sarana dan fasilitas pendukung yang diperlukan akan mudah diidentifikasi dan bagaimana menelolanya sehingga sarana dan fasilitas yang dibutuhkan dapat terpenuhi untuk menunjang terjadinya proses pembelajaran yang lebih efektif.
4.      Memetakan indikator hasil belajar dan cara untuk mencapainya; yaitu melalui perencanaan yang matang, guru sudah memiliki data tentang jumlah indikator yang harus dikuasai oleh siswa dari setiap pembelajaran yang dilakukannya. Dengan demikian guruoun tentu saja sudah membayangkan kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai setiap indicator tersebut.
5.      Merancang program untuk mengakomodasi kebutuhan siswa secara lebih spesifik; yaitu melalui perencanaa, hal-hal penting yang terkait dengan kebutuhan, karakteristik, dan potensi yang dimiliki siswa akan teridentifikasi dan merencanakan tindakan yang dianggap tepat untuk meresponnya.
6.      Mengkomunikasikan proses dan hasil pembelajaran; yaitu melalui perencanaan segala sesuatu yang terkait dengan kepentingan pembelajaran sudah dikomunikasikan, baik secara internal yaitu terhadap pihak-pihak yang terkait langsung dengan tugas-tugas pembelajaran, maupun dengan pihak eksternal yaitu pihak-pihak mayarakat (stake holder).
Pada garis besar, perencanaan pembelajaran itu bertujuan untuk mengarahkan dan membimbing kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran seperti yang dikemukakan oleh Sagala bahwa:
Tujuan perencanaan bukan hanya penguasaan prinsip-prinsip fundamental tetapi juga mengembangkan sikap yang positif terhadap program pembeljaran, meneliti dan menentukan pemecahan masalah pembelajaran. Secara ideal tujuan perencanaan pembelajaran adalah menguasai sepenuhnya bahan dan materi ajar, metode dan penggunaan alat dan perlengkapan pembelajaran, menyampaikan kurikulum atas dasar bahasan dan mengelola alokassi waktu yang tersedia dan membelajarkan siswa sesuai yang diprogramkan.
Tujuan perencanaan itu memungkinkan guru memilih metode mana yang sesuai sehingga proses pembelajaran itu mengarah dan dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Bagi guru, setiap pemilihan metode berarti menentukan jenis proses belajar mengajar mana yang dianggap efektif untuk mencapai tujuan yang telah dirumuaskan. Hal ini juga mengarahkan bagaimana guru mengorganisasikan kegiatan-kegiatan siswa dalam proses pembelajaran yang telah dipilihnya. Dengan demikian betapa pentingnya tujuan itu diperhatikan dan dirumuskan dalam setiap pembelajaran, agar pembeljaran itu benar-benar dapat mencapai tujuan sebagaimana yang tertuang dalam kurikulum.
Terdapat juga beberapa fungsi yang dikemukakan oleh Oemar Hamalik bahwa pada garis besarnya perencanaan pembeljaran berfungsi berikut:
1.      Memberi guru pemahaman yang lebih jelas tentang tujuan pendidikan sekolah dan hubungannya dengan pembelajaran yang dilakukan untuk mencapai tujuan itu.
2.      Membantu guru memperjelas pemikiran tentang sumbangan pembelajarannya terhadap pencapaian tujuan pendidikan.
3.      Menambah keyakinan guru atas nilai-nilai pembelajaraan yang diberikan dan prosedur yang digunakan.
4.      Membantu guru dalam rangka mengenal kebutuhan-kebutuhan siswa , minat-minat siswa dan mendorong motivasi belajar.
5.      Mengurangi kegiataan yang bersifat trial dan error dalam mengajar dengan adanya organisasi yang baik dan metode yang tepat.
6.      Membantu guru memelihara kegairahan mengajar dan senantiasa memberikan bahan-bahan yang up-todate pada siswa.
Maka secara hakiki tujuan yang paling mendasar dari sebuah perencanaan pembelajaran adalah sebagai pedoman atau petunjuk bagi guru, serta mengarahkan dan membimbing kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
Sedangkan fungsi dari perencanaan adalah mengorganisasikan dan mengakomodasikan kebutuhan siswa secara spesifik, membantu guru dalam memetakan tujuan yang hendak dicapai, dan membantu guru dalam mengurangi kegiatan yang bersifat trial dan error dalam mengajar.




DAFTAR PUSTAKA
Hernawan, H A dkk. (2007). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Upi Press
Jumhana, Nana & Sukirman. (2008). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: UPI PRESS.
Majid, Abdul. (2006). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Friday, 8 January 2016

ADMINISTRASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha kuasa atas anugerah, rahmat,barokah dan kekuatan-Nya,hingga makalah ini dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.Terima kasih kepada dosen pembimbing serta kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Pembuatan makalah ini bertujuan agar para pembaca serta penulis terutama dapat lebih memahami tentang Administrasi Perpustakaan Sekolah.
Penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna dan apabila terdapat kekurangan dari makalah ini penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya. Penulis berharap kritikan serta saran dari pembaca sekalian agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi. Kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian terutama bagi penulis.
  
                                                                                                                       

Penulis

 BAB I
PENDAHULUAN
Sekolah pada tingkatan dasar dan menengah merupakan pondasi bagi pembentukan karakter dan keberhasilan generasi muda di masa yang akan datang. Berbagai strategi dan fasilitas untuk meraih keberhasilan dalam proses pendidikan dan pendidikan menjadi penting bagi sekolah. Perpustakaan, adalah salah satu elemen penting sebagai bagian dari strategi dan fasilitas yang terkadang luput dari perhatian para pengambil kebijakan di sekolah.
Masalah prioritas kebijakan dan pengambil kebijakan, sumber daya manusia, tempat/ruang, sumber daya koleksi, dan manajemen adalah hal – hal klasik yang perlu segera mendapat perhatian  dari berbagai pihak. Tak kurang organisasi dunia maupun pemerintah  pun mengeluarkan kebijakan dan landasan hukum yang di harapkan mampu mengurai masalah – masalah tersebut. Manifesto tentang perpustakaan sekolah oleh UNESCO/IFLA, UU Perpustakaan, permendiknas tentang standar tenaga perpustakaan sekolah,dan Standar nasional Indonesia tentang perpustakaan sekolah adalah produk – produk yang di harapkan menjadi pedoman dan panduan bagi adanya perpustakaan dan pengelolaan perpustakaan sekolah yang lebih baik. Sehingga ke depan, perpustakaan sekolah dapat benar – benar menjadi elemen penting bagi keberhasilan proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah atau pendidikan tingkat dasar dan menengah.








BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Administrasi Perpustakaan
Menurut pendapat Rompos(1985),administrasi perpustakaan yaitu keseluruhan proses kegiatan yang di lakukan di perpustakaan dengan menggunakan fasilitas yang ada untuk memperlancar dan mempercepat tercapainya tujuan perpustakaan sekolah.
Sedangkan menurut Gie(1992),yaitu segenap rangkaian kegiatan penataan terhadap pekerjaan pokok yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam kerjasama mencapai tujuan tertentu.[1]
Dalam mengelola administrasi perpustakaan,pemimpin perpustakaan harus memahami dan menguasai kemampuan dan keahlian administrasi perpustakaan. Penguasaan ini sangat penting karena dengan menguasai administrasi perpustakaan maka pelayanan perpustakaan sekolah dalam menunjang pembelajaran di sekolah dapat tercapai secara efektif dan efisien. Administrasi perpustakaan ini meliputi seluruh rangkaian kegiatan pengorganisasian guna mencapai tujuan yang maksimal.

2. Pengorganisasian Perpustakaan
Pengorganisasian adalah salah satu fungsi manajemen yang berhubungan dengan penentuan struktur formal perpustakaan sekolah dimana dengan adanya struktur formal ini maka biaya, fasilitas, dan sumber daya manusia di perpustakaan dapat di gunakan secara efektif. Dalam menentukan struktur formal tersebut perpustakaan sekolah harus melakukan penganalisaan pekerjaan di perpustakaan.




Kepala Perpustakaan










Pelayanan Tehnis
Pelayanan Umum
















Penyeleksian
Pengadaan
Pengklasifikasian
Penataan
Sirkulasi
Statistik
Gambar 1. Struktur Pengorganisasian Perpustakaan

Seperti di ketahui bahwa perpustakaan sekolah memiliki aktifitas seperti berikut:

A. Pelayanan Tehnis
Pelayanan tehnis adalah bagian yang melakukan proses kegiatan pengadaan sampai kepada pengorganisasian koleksi. Pelayanan tehnis ini merupakan kegiatan internal perpustakaan yang tidak banyak berhubungan dengan para pengguna perpustakaan. Kegiatan yang di lakukan di dalam pelayanan tehnis ini adalah :
1. Penyeleksian koleksi perpustakaan
Khusus untuk perpustakaan sekolah, dalam “ Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah “ yang di keluarkan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, disebutkan bahwa koleksi perpustakaan sekolah terdiri dari :
a.. Buku pelajaran pokok
b.. Buku pelajaran menunjang
c.. Buku bacaan
d.. Buku sumber,referensi, atau rujukan
e.. Terbitan berkala
f.. Pamplet atau brosur
g.. Media pendidikan lainnya
h.. Kliping

2. Pengadaan koleksi
Berbagai koleksi perpustakaan tersebut di peroleh dengan berbagai cara atau metode. Metode yang lazim digunakan dalam kegiatan pengadaan bahan pustakaatau koleksi pustaka antara lain :       
a.. Pembelian
b.. Hadiah
c.. Bertukar koleksi
d.. Produksi sendiri

3. Pengolahan koleksi
Langkah pertama pengolahan buku dalam sebuah perpustakaan adalah dengan memberikan identitas kepemilikan buku tersebut. Pemberian identitas ini dilakukan dengan cara memberikan stempel  perpustakaan pada setiap buku perpustakaan. Sehingga apa buku tersebut hilang dan di temukan seseorang dengan mudah orang tersebut dapat mengembalikan ke perpustakaan. Sampel bukti kepemilikan ini di letakkan pada bagian – bagian tertentu dari buku seperti halaman judul, halaman akhir buku, atau setiap awal bab.

Gambar 2. Desain stempel perpustakaan
4. Pengklasifikasian
Klasifikasi adalah kegiatan untuk mengelompokkan koleksi – koleksi yang dimiliki perpustakaan berdasarkan ciri – ciri tertentu. Dengan pengelompokkan ini maka koleksi sejenis atau terkelompok menjadi satu (berdekatan) sehingga akan mempermudah dalam proses temu kembali koleksi di perpustakaan. Manfaat yang di peroleh dari kegiatan klasifikasi yaitu koleksi sejenis akan saling berdekatan sehingga mempermudah proses temu kembali koleksi, memudahkan identifikasi koleksi di rak koleksi perpustakaansehingga pengguna dapat dengan mudah menemukan koleksi yang di butuhkan dan manfaat yang terakhir adalah dengan klasifikasi memungkinan pengguna perpustakaan mengetahui dengan cepat isi atau subjek ilmu yang terkandung dalam sebuah koleksi.

Gambar 3. Ilustrasi kegiatan klasifikasi

Menurut Qolyubi dkk (2003) system pengelompokkan atau klasifikasi perpustakaan dapat di bedakan menjadi :
a. Klasifikasi Artificial
Yaitu system pengelompokkan atau klasifikasi koleksi berdasarkan ciri fisik koleksi, seperti ukuran, warna ataupun data fisik.



b. Klasifikasi Fundamental
Yaitu system pengelompokkan atau klasifikasi koleksi berdasarkan subjek yang terkandung dalam sebuah koleksi.dalam kegiatan klasifikasi fundamental, seseorang akan mengelompokkan koleksi berdasarkan subjek bahan pustaka. Dalam kegiatan klasifikasi ini ada tahapan yang di lakukan yaitu menentukan notasi atau nomor klas. Notasi atau nomor klas dapat di artikan sebagai symbol atau kode yang mewakili sebuah subjek bahan pustaka dalam bagan klasifikasi. Notasi dapat berupa huruf, angka bahan dan warna. Namun diantara ketiga jenis notasi tersebut, angka merupakan jenis notasi yang banyak di gunakan oleh perpustakaan. Contohnya adalah sebagai berikut
Sepuluh kelas utama dalam DDC terdiri dari :
-- 000 untuk karya umum
-- 100 untuk filsafat dan psikologi
-- 200 untuk agama                                      
-- 300 untuk ilmu social
-- 400 untuk bahasa
-- 500 untuk sains
Setelah menentukan Notasi, selanjutnya hasil notasi tersebut di letakkan di bagian paling atas dari nomor panggil atau call number. Nomor panggil minimal 3 bagian, yaitu notasi, 3 huruf nama pengarang, dan satu huruf pertama judul. Nomor panggil di letakkan di punggung koleksi atau buku.[2]

Gambar 4.  Contoh nama panggil buku dengan menggunakan nomor klasifikasi
Langkah selanjutnya yaitu pemberian nomor inventaris. Pemberian nomor inventaris pada buku di lakukan setelah sebelumnya buku tersebut di catat dalam buku inventaris.
No.
No Inventaris
Judul
Pengarang
Penerbit
Asal
No. Klasifikasi
Bahasa
Ind
Asing
1
00.001/HB/06/H
Hikayat si Kancil
Yuwanda Daya Putra
Yogyakarta; Olah Pustaka, 2010
Pembelian
810 Put h
Ö

Tabel 1. Contoh buku inventaris

A. Pelayanan umum
Pelayanan umum adalah bagian yang berfungsi melayani para pengguna secara langsung. Kegiatan – kegiatan yang di lakukan di pelayanan umum adalah :
1. Penataan Koleksi (Shelving)
Penataan koleksi mempengaruhi kredibilitas suatu perpustakaan. Penataan koleksi yang baik dan benar sangat membantu para pengguna dalam mencari koleksi dengan mudah, cepat, dan tepat. Tetapi, sebelum buku di sajikan di rak, agar dapat di akses oleh pengguna perpustakaan maka sebuah buku perlu diberi kelengkapan buku, yaitu :
a. Label buku : adalah label yang berisi nomor panggil buku,label buku di buat dengan kertas berukuran 3x4 cm dan di tempelkan pada punggung buku kira – kira 3cm dari ujung bawah buku.
Gambar  5. Contoh label buku dan pemasangannya

b. Lembar tanggal kembali (date dua slip) : berisi catatan nomor anggota dan tanggal wajib pengembalian. Lembar tanggal kembali di tempelkan pada akhir halaman atau sampul akhir dari buku. Gunanya untuk mengingatkan peminjam tanggal pengembalian koleksi yang di pinjam.
                                                
Gambar  6. Catatan tanggal kembali

c. Kantong buku : kantong yang di fungsikan sebagai tempat untuk meletakkan kartu buku. Di dalam kantong buku di bubuhi nomor panggilan buku dan nomor inventaris buku. Kantong buku di letakkan di dalam sampul belakang.

Gambar 7. Kantong buku

d. Penyampulan : langkah terakhir dalam kegiatan pemasangan kelengkapan buku adalah memasang sampul pada buku. Setiap buku perlu diberi sampul plastik agar buku tidak mudah rusak.
Setelah memenuhi kelengkapan buku, maka penataan koleksi (Shelving) dapat di lakukan. Penataan koleksi memegang peranan penting dalam menentukan kecepatan serta ketepatan dalam proses temu kembali koleksi. Pengguna perpustakaan dan pengelola sendiri harus konsisten untuk mengembalikan bukunya. Usaha ini di lakukan agar buku dapat dengan mudah ditemukan jika di perlukan. Langkah – langkah dalam penataan:
Ø  Pengelompokkan buku berdasarkan jenisnya. Buku – buku koleksi di kelompokkan berdasarkan jenis buku, misalnya buku referensi di kelompokkan dalam kelompok buku referensi, buku teks di kelompokkan dalam kelompok buku teks.

Gambar 8. Pengelompokkan buku

Ø  Penyusunan buku di rak. Setelah buku di kelompokkan berdasarkan jenis buku kemudian buku di susun di rak berdasarkan nomor klas dari nomor klasifikasi terkecil sampai nomor klasifikasi terbesar. Penyusunan di rak selain memperhatikan nomor klasifikasi, penyusunan buku juga perlu memperhatikan urutan abjad tajuk entri utama dan judul buku yang ada.
Gambar 9. Shelving buku di rak

2. Pelayanan sirkulasi
Sirkulasi adalah suatu lingkaran kegiatan yang di lakukan secara teratur, yang di gunakan dalam proses peminjaman koleksi kepada para penggunanya dan ketika pengguna mengembalikan buku tersebut, maka petugas perpustakaan akan menata koleksi tersebut sesuai dengan tempatnya, sehingga akan mudah bagi pengguna yang lain yang membutuhkan untuk menemukan koleksi tersebut.
¨Bentuk – bentuk Sirkulasi
a. Buku Sirkulasi
Buku sirkulasi adalah sirkulasi yang paling sederhana dimana data – data peminjaman dan pengembalian di data di buku peminjaman.
Contoh buku sirkulasi:
No
Nama Pengguna
Jenis Kelamin
No. Anggota
Judul Buku
No.Invent.
Tanggal Pinjam
Tanggal Kembali
Ket.
1
Hamdan Ibrahim

1999154
Mahabarata
15/02/P/00
28 juni 2001
5 Juli 2001
Kembali
2
Anita Hasanah

2000267
Ulumul Hadist I
72/03/P/01
30 Juni 2001
7 Juli 2001










Tabel 2. Contoh buku sirkulasi



b. Kartu Sirkulasi
             Yaitu sirkulasi yang berbasis kartu. Dalam mengimplementasikan bentuk ini, pengguna perpustakaan dan koleksi yang dapat di pinjam harus memiliki kartu masing  – masing. Contoh kartu pengguna :

PERPUSTAKAAN
S
D Negeri ….
JL. Sisingamangaraja 2, Medan

135675
Nama       : Liska Saftika
 
NIS            : 001110011

Kategori   : Siswa

Alamat     : Jl. Sana Sini

Kartu ini berlaku s/d tanggal :
1. Kartu ini harus di tunjukkan ketika melakukan transaksi peminjaman
20 Juli 2015
2. Apabila kartu ini hilang, pemegang kartu ini harap melapor ke perpustakaan
Binjai, 24 Agustus 2014

                                        Kepala



                        Dr. Madya Rahmania

Gambar 10. Contoh kartu pengguna












c. Kebijakan Sirkulasi
Kebijakan sirkulasi adalah tata aturan yang di tetapkanoleh masing – masing perpustakaansekolah yang di sesuaikan dengan kondisi pengguna, koleksi, fasilitas, dana, dan sumber daya manusia perpustakaan itu sendiri.
1. Kebijakan pengguna perpustakaan
Yaitu kebijakan perpustakaan sekolah berkenan dengan siapa yang di perbolehkan untuk meminjam koleksi perpustakaan. Pengguna perpustakaan ini dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Pengguna Utama adalah mereka memiliki hak untuk meminjam dan menggunakan fasilitas dan koleksi perpustakaan sekolah.
b. Pengguna Tambahan adalah pengguna dari luar sekolah tersebut dimana mereka di perbolehkan menjadi anggota perpustakaan sekolah.
2. Buka pelayanan sirkulasi
Setelah menentukan siapa pengguna yang dapat menjadi anggota, maka selanjutnya pihak perpustakaan menentukan jam buka pelayanan. Pelayanan yang dimaksud disini adalah :
a. Peminjaman dan pengembalian
b. Baca di tempat, dan
c. Pelayanan Referensi
Jadwal perpustakaan yang di sarankan adalah :
Senin s/d kamis 08.00 s/d 16.00
Jum’at 08.00 s/d 11.00 dan 14.00 s/d 16.00
Sabtu 08.00 s/d 14.00
3. Jangka waktu peminjaman
Hal lain yang perlu di tentukan di dalam pembuatan kebijakan perpustakaan adalah jangka waktu peminjaman. Jangka waktu peminjaman adalah lamanya waktu peminjaman koleksi yang di berikan perpustakaan sekolah bagi para penggunanya.selain itu, jenis pengguna juga harus di perhatikan. Di beberapa perpustakaan, jenis pengguna mempengaruhi jangka waktu peminjaman. Jenis pengguna untuk perpustakaan sekolah adalah : siswa, guru, staff Administrasi, dan anggota luar sekolah. Jangka waktu peminjaman dibuat seperti :

Keterangan
Jangka waktu pinjam
Siswa
1 minggu
Guru
1 catur wulan
Staff Administrasi
2 minggu
Anggota Luar
3 hari





Tabel 3. contoh jangka waktu peminjam
4. Memperpanjang
Hal yang perlu di perhatikan adalah :
v  Lamanya jangka waktu peminjaman untuk perpanjangan
v  Berapa kali suatu koleksi boleh untuk di perpanjang
v  Apakah ada pengguna lain yang membutuhkan buku tersebut.

5. Keterlambatan
              Keterlambatan pengembalian suatu koleksi dapat di katakana merugikan pengguna lain. Agar supaya tingkat keterlambatan pengembalian buku dapat ditekan, maka pihak perpustakaan dapat membuat kebijakan untuk memberikan sangsi denda bagi mereka yang terlambat mengembalikan buku.[3]
d. Proses Sirkulasi
               Proses sirkulasi adalah kegiatan dimana para pengguna berkeinginan untuk meminjam koleksi yang dimiliki perpustakaan dan selanjutnya akan di kembalikan setelah digunakan. Dalam melakukan proses sirkulasi ini, para pengguna akan mengalami beberapa tahap, yaitu :
a.. Penelusuran
b.. Peminjaman
c.. Pemesanan
d.. Penarikan
e.. Perpanjangan
f.. Pengembalian
g.. Denda
h.. Shelving

3. Pembuatan Statistik
Data – data statistik yang harus dibuat yang berhubungan dengan :
a.. Peminjaman
Yaitu berapa jumlah peminjam dalam satu hari.
Hari/Tanggal
Kelas 1
Kelas 2
Kelas 3
Staff
Guru
Jumlah
Sabtu,1-9-2013
40
63
72
6
8
189
Senin,3-9-2013
32
57
64
2
9
164
Selasa,4-9-2013






Rabu,5-9-2013






Sdt,sampai dengan






Sabtu,29-9-2013






1 bulan September
1.245
1.168
1.586
125
213
4.337
Rata - rata perhari*
49,8
46,72
63,44
5
8,53
173,48









Table 4. contoh data peminjaman buku dalam 1 hari
b.. Keterlambatan
Berapa jumlah peminjam yang terlambat mengembalikan buku perharinya.
Hari/Tanggal
Kelas 1
Kelas 2
Kelas 3
Staff
Guru
Jumlah
Sabtu,1-9-2013






Senin,3-9-2013






Selasa,4-9-2013






Rabu,5-9-2013






Sdt,sampai dengan






Sabtu,29-9-2013






1 bulan September






Rata - rata perhari*






Table 5. contoh data keterlambatan pengembalian buku
c.. Jumlah denda
Berapa jumlah denda yang diterimanya perhari.
Hari/Tanggal
Denda
Sabtu,1-9-2013

Senin,3-9-2013

Selasa,04/09/2013

Rabu,5-9-2013

sampai dengan

Sabtu,29-9-2013

Total bulan September
Rata – rata perhari*
Tabel 6. Contoh data denda yang diterima
d.. Jumlah pengunjung
Hari/Tanggal
Kelas 1
Kelas 2
Kelas 3
Staff
Guru
Lain - lain
Jumlah
Sabtu,1-9-2013







Senin,3-9-2013







Selasa,4-9-2013







Rabu,5-9-2013







Sdt,sampai dengan







Sabtu,29-9-2013







1 bulan September







Rata - rata perhari*















Tabel 7. Contoh data pengunjung perhari








BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
       Penjelasan dan uraian panjang diatas menunjukkan bahwa dalam Administrasi Perpustakaan sekolah sebetulnya ada banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilannya. Bahkan berbagai aturan dan landasan hukum juga telah dikeluarkan oleh berbagai pihak yang berkompeten untuk menjamin keberlangsungan perpustakaan sekolah dalam mendukung proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Satu poin penting yang perlu diperhatikan adalah pengelola perpustakaan harus dapat mensinergikan program – program perpustakaan dengan visi – misi sekolah serta kebutuhan kurikulum yang diterapkan. Proses pengelolaan perpustakaan sekolah adalah sebuah proses kreatif dan inovatif yang mestinya menjadi bagian penting dalam kegiatan belajar – mengajar di sekolah, bukan elemen yang terpisah. 
       Adapun yang termasuk kegiatan Administrasi Perpustakaan Sekolah di antaranya:
1.      Pelayanan Tehnis, berupa:
a.       Penyeleksian Koleksi Perpustakaan
b.      Pengadaan Koleksi
c.       Pengolahan Koleksi
d.      Pengklasifikasian
2.      Pelayanan Umum, berupa:
a.       Penataan Koleksi(Shelving)
b.      Pelayanan Sirkulasi
c.       Pembuatan Statistik







[1]http://pp.ktp.fip.unp.ac.id/?p=29).
[2] http://arifs.staff.ugm.ac.id/mypaper/makalah-manajemenps-2011.pdf.

[3] http://arifs.staff.ugm.ac.id/mypaper/makalah-manajemenps-2011.pdf.